Thursday, March 7, 2013

Bijak menilai orang lain


Seringkali kita berpikir tentang kesalahan atau keburukan orang lain.
Seakan kita menjadi sengsara,merasa sakit hati krena perilaku orang lain
Padahal tidak satupun yang menimpa kita melainkan buah dari perilaku kita sendiri.
Oleh karena itu jangan pernah menyalahkan siapapun dulu
karena pada hakikatnya itu semua adalah buah dari perbuatan kita sendiri.
Tidak ada yang tertukar, semua perbuatan akan kembali pada pembuatnya.

Tanya pada diri, jika dirimu berbuat kesalahan,
apa yang paling diinginkan dari sikap orang lain pada dirimu?
Tentu saja, berharap agar orang lain tidak marah kan ?
Dan..Kitapun berharap agar orang lain bisa menegur kesalahan kita dengan cara yang baik.
berharap agar orang lain bisa bersikap santun dan memaafkan kita.
Kita tentu tidak ingin orang lain marah besar atau bahkan mempermalukan kita didepan umum akibat kesalahan kita.
Kalaupun hukuman dijatuhkan, kita ingin agar hukuman itu dijatuhkan dengan adil dan penuh etika dan bijaksana.

Mengapa ketika orang lain berbuat salah kita malah memarahinya, membencinya, menganggap musuh atau menghukumnya dengan tidak adil?
Lalu, bagaimana jika ternyata orang tersebut tidak salah atau hanya karna salah faham? awas, hati-hati lho
karna itu, Andai suatu ketika kita jumpai seseorang berbuat kesalahan,
hal pertama yang harus kita lakukan adalah bertanya,
apakah orang tersebut tahu atau tidak dirinya salah ?
Sebab adakalanya orang yang berbuat salah bukan karena ingin berbuat salah,
tetapi karena dirinya tidak mengerti bahwa hal yang dilakukannya itu salah.
Seandainya dia belum tahu kesalahannya, tentu kewajiban kita untuk memberi tahu agar ia menyadarinya. tentunya dengan santun, bukan dengan emosi, marah2.
"Sesungguhnya marah itu datangnya dari setan dan dia (setan) diciptakan dari api, dan api dapat dipadamkan dengan air. Karena itu jika kalian marah maka berwudhulah".(HR. Ahmad)
Kalaupun, jika kita memiliki wawasan dan pengalaman lebih dari orang tersebut.
Justru seharusnya kita mampu membantu meluruskannya dengan bijak.
Cobalah berfikir fositif dulu dan Jangan menyimpulkan sendiri bahwa ia tidak baik,
karna belum tentu juga ia bersalah sepenuhnya
beri ia kesempatan untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya.


Ketahuilah..Orang yang baik akan segera sadar,
memohon ampun dan bertaubat ketika melakukan kesalahan juga bertekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, resiko baginya  jika ia harus menanggung akibat perbuatannya.
Dan bantu ia agar tetap semangat memperbaiki kesalahannya.
Ini lebih menyelesaikan masalah daripada menyikapinya dengan emosi atau marah.
apalagi kalau marah2nya ga jelas menuruti kehendaknya sendiri.

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". (QS. Al-hujurat:6)

Jadi, bijaklah dalam menilai oranglain..
penilaian manusia belum tentu sesuai dengan penilaian Allah.
Bagaimana bisa kita menilai seseorang itu buruk sedangkan kita sendiri tidak tau sifat dan prilaku orang itu baik atau tidak.
apalagi jika kita hanya baru mengenalnya sepintas, lewat internet atau komunikasi via HP.
Jauhilah Prasangka karna sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)



"Hai orang2 yang beriman,..
jauhilah banyak dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain....."(QS. Al-hujurat:12)

makna ayat tersebut:
yang dilarang oleh Allah itu "Banyak" prasangka,
berarti sedikit berprasangka itu boleh,
Tapi yang penting prasangkanya bisa di Tabayyunkan terlebih dahulu.
Jadi berprasangka, tapi di klarifikasi lagi, apakah prasangka itu benar atau tidak sesuai realitasnya keadaan, check n Recheck lagi kebenarannya.
Kita harus sadar bahwa jika hati terdapat penyakit (berprasangka buruk, kedengkian, kebencian, merasa sakit hati) maka rugilah diri kita.
Waktunya habis dipakai untuk memikirkan orang yang kita tak suka keburukannya,
memikirkan kesalahan oranglain, sehingga tidak lagi produktif.
Sungguh berbahagialah mereka yang lapang dan ikhlas, yang selalu memandang setiap kejadian dengan pikiran dan sikap positif.
"Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)" 
 (QS. Al-hujurat:11)

anak, istri  adalah bagian dari diri kita, keluarga kita.
Saudara-saudara muslim adalah bagian dari khazanah kebersamaan kita.
Kenapa kita harus memutuskan silaturahmi karna penuh kebencian membicarakan kejelekannya?
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-hujurat:10)

Mari kita belajar bijak menyikapi kesalahan dan kekurangan orang lain, 
sebagaimana, kita pun ingin diperlakukan hal yang sama ketika melakukan kesalahan.
Karena Orang yang baikpun, bukan berarti tidak pernah melakukan kesalahan,
Sebaik-baiknya manusia, pasti pernah berbuat buruk..
Seburuk-buruknya manusia, sesungguhnya menginginkan yang terbaik 
Ingat, rumus menyikapi kesalahan orang lain adalah berusaha membantu agar ia mengetahui kesalahannya, membantu agar ia tahu cara memperbaikinya, membantu agar memiliki kemampuan dan semangat dalam memperbaiki kesalahannya.


Jadi, jangan terburu2 menjudge tidak baik
sehingga pandangannya tidak mau menerima kebenaran
Hal seperti ini bukan membicarakan siapa yg benar dan yg salah
Tapi bagaimana kita bisa menyikapinya dgn benar atau salah
Biarlah Allah yg menilai
karna Pandangan manusia belum tentu sesuai dgn pandangan Allah..
Ambil hikmah setiap kejadian..
lupakan kesalahan dan saling memaafkan..

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.
Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu?
Dan Allahpun adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22)

Memang, melupakan sekaligus memaafkan kesalahan orang lain mungkin sangat berat.
Seolah-olah pekerjaan memindahkan sebuah gunung dan bukit.
Apalagi luka yang mereka ukir di dalam sanubari kita begitu dalam dan lebar.
Sepertinya mudah di ucapkan tapi tidak semua orang mampu melakukan dengan ikhlas.
Semoga kita dijauhkan dari segala macam penyakit hati..

Hati yang lembut dapat terlihat dari keridhoannya menerima kebenaran. 
Ia akan mudah untuk menerima nasehat
dan Hati yang keras cenderung egois dan susah  menerima nasehat
Bila ada orang menasehatimu..
Bukan berarti dia lebih baik atau lebih pandai..
Tapi, itu Berarti ia sayang padamu, menginginkan kamu menjadi lebih baik.

wallahu a'lam..

2 comments:

Post a Comment

Goresan pena Si Pengemis ilmu © 2008. Design by :vio Templates Sponsored by: gold bola